Minggu, 30 Mei 2010

PENYEBAB HIPERHIDROSIS

Penyebab yang pasti tidak diketahui, apakah terdapat hiperaktivitas pada rantai sistem saraf simpatis sebagai pengendali pembentukan keringat atau hiperaktivitas pada kelenjar keringatnya sendiri.

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat yang berlebihan:

  1. Makanan atau minuman tertentu.
    Minuman panas dan minuman yang mengandung kafein atau alkohol bisa membuat kita berkeringat. Makanan pedas juga bisa menyebabkan berkeringat.
  2. Obat-obatan.
    - Beberapa anti-psikosa yang digunakan untuk mengobati kelainan jiwa
    - Morfin
    - Tiroksin dosis tinggi
    - Overdosis obat pereda nyeri (misalnya aspirin dan asetaminofin).
  3. Menopause.
    Wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami hot flashes, dimana terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai dengan keringat dan kegerahan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar estrogen.
    Beberapa wanita menopause bahkan sering terbangun pada malam hari karena pakaiannya basah oleh keringat.
  4. Hipoglikemia.
    Kadar gula darah yang rendah sering dijumpai pada penderita diabetes yang mengkonsumsi insulin atau obat anti-diabetes-oral. Gejala awalnya adalah berkeringat, badan gemetaran, lemah, lapar dan mual.
    Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah makan, terutama pada orang-orang yang telah menjalani pembedahan lambung atau usus.
  5. Demam.
    Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai diatas batas normal. Demam bisa terjadi pada berbagai jenis infeksi batreri dan virus.
    Pada saat suhu tubuh mulai turun kembali, bisa disertai dengan keringat yang berlebihan.
  6. Hipertiroidisme.
    Kadang kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar hormon tiroksin. Hal ini bsa menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat atau tidak teratur, gelisah, peningkatan kepekaan terhadap panas dan keringat yang berlebihan.
  7. Serangan jantung.
    Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot jantung berkurang. Gejalanya adalah nyeri dada yang menyebar ke bahu, lengan atau punggung, sesak nafas dan keringat berlebihan.
  8. Tuberkulosis.
    Salah satu gejala tuberkulosis adalah berkeringat di malam hari.
  9. Malaria.
    Gejala malaria berhubungan dengan siklus hidup parasit penyebabnya. Pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah; ketika suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat.

TREATMENT


Pada prinsipnya ada lima alternatif penatalaksanaan kasus hiperhidrosis, antara lain:

1. Agen topikal
2. Agen sistemik
3. Iontophoresis
4. Suntikan Botox (Botulinum toxin injections)
5. Pembedahan

Agen Topikal
Menurut Sato K, et.al. (1989), agen topikal termasuk topical anticholinergics, boric acid, 2-5% tannic acid solutions, resorcinol, potassium permanganate, formaldehyde (yang dapat menyebabkan sensitisasi), glutaraldehyde, dan methenamine.

Drysol (20% aluminum chloride hexahydrate dalam absolute anhydrous ethyl alcohol) umum digunakan sebagai lini pertama agen topikal, dipakai pada malam hari pada kulit yang kering.

Untuk meminimalkan iritasi, sisa obat sebaiknya dicuci saat pasien bangun tidur, lalu daerah tersebut dinetralkan dengan aplikasi topikal baking soda.

Agen Sistemik
Menurut Klaber M, Catterall M. (2000), agen sistemik di antaranya adalah antikolinergik, sedatives dan tranquilizers, indomethacin, dan penghambat saluran kalsium (calcium channel blockers).

Antikolinergik seperti propantheline bromide, glycopyrrolate, oxybutynin, dan benztropine efektif karena neurotransmiter preglandular untuk sekresi keringat adalah asetilkolin (meskipun sistem saraf simpatik merangsang kerja (meng-innervate) kelenjar keringat ekrin.

Penggunaan antikolinergik mungkin tidak begitu menarik karena efek sampingnya seperti: refleks dilatasi pupil (mydriasis), penglihatan kabur (blurry vision), mulut dan mata terasa kering, sulit kencing, dan konstipasi.

Agen sistemik lainnya seperti sedatives dan tranquilizers, indomethacin, dan calcium channel blockers, bermanfaat untuk mengobati palmoplantar hyperhidrosis, yaitu hiperhidrosis di daerah telapak tangan dan telapak kaki.

Iontophoresis
Untuk kasus palmoplantar hyperhidrosis, dosis harian untuk setiap telapak tangan atau telapak kaki selama 30 menit adalah 15-20 mA dengan tap water iontophoresis. Menurut Abell E dan Morgan K (1974), terapi dengan anticholinergic iontophoresis lebih efektif daripada dengan tap water iontophoresis.

Suntikan Botox
Menurut Fujita M, et.al. (2001), suntikan Botulinum toxin efektif karena efek antikolinergiknya pada neuromuscular junction dan pada postganglionic sympathetic cholinergic nerves di kelenjar keringat.

Pembedahan
Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hiperhidrosis antara lain: sympathectomy, eksisi daerah yang mengalami hiperhidrosis, penggunaan laser 1064-nm Nd-YAG, dan liposuction subkutan.

Sympathectomy merupakan pilihan terakhir di dalam penatalaksanaan hiperhidrosis karena melibatkan tindakan perusakan (surgical destruction) ganglia yang bertanggung jawab atas terjadinya hiperhidrosis (Hsu CP, et.al., 2001).

Ganglia thoracic kedua (T2) dan ketiga (T3) bertanggung jawab untuk palmar hyperhidrosis. Ganglia thoracic keempat (T4) mengendalikan axillary hyperhidrosis. Sedangkan ganglia thoracic pertama (T1) mengontrol facial hyperhidrosis.

Dua pendekatan pembedahan yang dilakukan: pendekatan terbuka dan endoskopik. Pendekatan endoskopik lebih disukai karena proses perbaikan dari komplikasi, surgical scars, dan waktu pembedahan. Sehingga jelaslah bahwa endoscopic thoracic sympathectomy merupakan terapi yang efektif untuk hiperhidrosis.

SOURCE :

http://www.untukku.com/artikel-untukku/keringat-berlebihan-bagaimana-mengatasinya-untukku.html

http://medicastore.com/penyakit/812/Keringat_Berlebihan_Hiperhidrosis_.html

1 komentar:

  1. Bagaimana suntikan botox mampu mengatasi masalah keringat ? ingat untuk mencantikkan sahajga

    BalasHapus